Birokrasi Tai Kucing
Beberapa waktu lalu aku pergi ke kantor kelurahan di desaku untuk mengurus KTP adik-adikku yang sudah habis masa berlakunya, karena mereka tinggal di kota lain sehingga aku yang mengurusnya. setelah mengmbil formulir dan mengisinya dirumah aku kembali ke kelurahan untuk ditandatangani lurah dan capnya, tapi yang terjadi malah aku dipersulit oleh petugas yang ada di sana, dengan alasan tidak ada cap jempol (padahal di formulir jelas tertulis tanda tangan atau cap jempol) dan karena tanda tangannya cuma diatas kertas yang aku lem (bukannya kalau sudah di scan tdk akan kelihatan). mereka malah kemudian menyarankan untuk mengirimkan formulir tsb ke adik2ku agar di kasih cap jempol (gila aja padahal kalau dikirim lewat tiki 20ribuan sekali kirim, berarti harus keluar biaya 80ribuan untuk 2 ktp) aku tahu maksud mereka agar aku menitipkan pengurusan ktp ke mereka (dengan biaya tentunya) padahal pengurusan kp sekarang ini gratis!!!
ternyata memang mengurus segala sesuatu di negeri ini masih terbilang susah. meskipun dalam iklan pemerintah yang sering muncul di tv mengatakan pengurusan mudah namun pada prakteknya sumber daya yang ada masih belum siap dan masih belum bisa meninggalkan kebiasaan lama. gembar-gembor pemerintah ttg birokrasi yang mudah tidak diimbangi dengan pelatihan sumber daya yang ada sehingga menjadi birokrasi tai kucing.
<< Beranda